Jumat, 19 April 2013

Usaha Bermodalkan Kemauan Keras

TUGAS 1 ( KEWIRAUSAHAAN )


     Modal utama berusaha adalah kemauan dan kreativitas bukan semata-mata uang. Salman Alsyafdi telah membuktikan dengan merintis bisnisnya tanpa modal uang yang dilakukan dengan cara jual beli.

    Kisah Salman , pada tahun 2003, sebagai siswa SMU insan cendekia sekolah berasrama di serpong, Salaman berserta kawan-kawan serig merasa bosan dengan makanan menu yang di sediakan asrama, untuk mencoba makanan lain tidak bisa karena tidak ada kantin yang menjual jajanan, yang akhirnya Salaman timbul naluri untuk berbisnis, bersama temannya Salman menawarkan siapa yang butuh makanan sehingga Salman bersama temannya naik sepeda untuk mencari nasi goring lalu di jual kepada temannya yang sudah memesannya.

   Bukti usaha tidak membutuhkan modal karena membeli makanan tersebut salaman menggunakan uang temannya yang memesan sebelumnya.
Salman terobsesi dengan berwirausaha lantaran ia masih duduk di bangku SMU, bapaknya memberikan sebuah buku yang berjudul “Rich Dad Poor Dad” karya fenomenal Robert T.Kiyosaki, ia mengaku menemukan pilihan hidup karena terinspirasi buku tersebut untuk menjadi pengusaha.

    Sebagai manusia Salaman tidak ingin mengikuti arus yang di tetapkan oleh sejumlah orang, namun ia ingin menciptakan arus itu sendiri, setelah lulus SMU Salaman diterima di fakultas Ilmu Komputer UI salaman melihat buku teks kuliah yang begitu besar dan tebal, dengan jumlah mahasiswa yang mencapai ratusan, sehingga muncul untuk berbisnis fotocopyan kepada teman-temannya. Sehingga yang memesan fotocopyan kepada salaman cukup banyak, uang muka dari pesanan tersebut oleh salman di pergunakan untuk membeli buku aslinya, pembayaran kepada tukang fotocopy Salman dengan cara mencicil dengan pelunasan salman mendapat bayaran dari teman-teman yang memesan. Dengan hal lain Salman mulai memikirkan trobosan untuk usaha di bidang computer guna membantu mereka yang menyelesaikan tugas-tugas, tetapi waktu itu awal tahun 2004 belum ada computer yang di jual murah, yang ada hanya computer rakitan itu pun di beli di glodok dengan harga tunai sehingga memberatkan banyak mahasiswa.
Dengan situasi seperti ini peluang besar bagi Salman, pada semester dua ia mulai menjual computer rakitan, ia menempelkan promosi berupa fotocopy dan di pasang di berbagai tempat untuk menawarkan computer dengan harga murah, hamper setiap minggu Salaman berkeliling toko di glodok untuk mencari computer yang harganya lebih murah dengan kualitas lumayan.

   Apabila teman-teman Salman memesan Salaman menghubungi toko yang merakit komputer tersebut dan di belinya, melihat kesuksesan hal ini Salaman mulai terinspirasi untuk melengkapi kebutuhan internet yang sangat tinggi di kalangan mahasiswa, ia pun berfikir untuk berusaha untuk usaha warnet , untuk usaha ini Salaman sangat memerlukan modal yang modal tersebut mencapai 38juta, karena modal tersebut terasa berat maka ia berfikiran untuk bermitra dengan teman yang masing-masing mengeluarkan modal 19juta, namaun Salaman merasa berat karena hanya memiliki modal 9juta sehingga untuk memenuhi modal tersebut terpaksa Salaman harus meminta bantuan orang tuanya sebesar 10juta untuk kelancaran warnet usahanya yang di beri nama “warnet gue”, dengan hal ini Salman mendapatkan efek ganda ia mendapatkan uang untuk modal dan ia juga menempatkan diri ke dalam satu kondisi yang membutuhkan motivasi untuk usaha habis-habisan dengan kata lain, apabila saya gagal saya akan kelaparan, maka saya tidak boleh gagal dan sebagai langganan setia warnetnya adalah mahasiswa yang tinggal di asrama tersebut dan untuk memantapkan usahanya Salaman menempelkan poster di halted an fakultas-fakultas.

   Sukses dengan warnet di asrama UI Salman mulai mencoba melebarkan sayap untuk keluar UI, pada tahun 2006 “warnet gue” membuka gerai ke dua di wilayah Universitas Pancasila hal ini tidak di sukai oleh teman pesaingnya disekitar, karena Salaman menjual service printing seharga 300 rupiah sementara mereka menjual 400 rupiah perlembar sehingga Salman dip rotes oleh pesaingnya, namun Salman tetap pada pendiriannya tetap menjual 300 rupiah perlembar, penolakan Salman untuk menaikan harga berbuntut panjanng dengan pada suatu malam warnet Salman di datangin 10 preman yang bercelurit kebetulan Salman tidak di tempat begitu mendengar hal tersebut Salman bergegas ke warnetnya namu para preman sudah pergi, Salman hanya dapat melaporkan kejadian tersebut kepada ketua RT, keesokan paginya semua pengusaha warnet berikut Salman di kumpulkan ketua RT yang akhirnya Salman sepakat untuk menyesuaikan menjadi 400 perlembar, sehingga salman percaya orang saling membunuh hanya karena 100 rupiah.

   Warnet cabang kedua ini tidak bejalan lancar dengan dua kali gerai ini mengalami percobaan perampokan sampai penjaga warnet berjaga dengan sebilah samurai untuk berjaga-jaga dengan peristiwa ini akhirnya salman menutup warnetnya. Tetapi peristiwa di pancasila tidak membuatnya jera pada tahu 2008 warnet gue membuka cabang keempat di bukit indah ciputat pada tahum 2009 yang semuanya di wilayah tangerang banten. Pengembangan usaha Salman akan tetap focus di sector pemberdayaan teknologi informasi, selain mengembangkan cabang warnet sejak tahun 2007 ia juga membuka website dan tahun 2008 juga membuka usaha penjualan dan service computer, dalam waktu dekat ingin membuat pelatihan Ilmu Teknologi Informasi.
Meski telah memfokuskan bisnisnya di bidang teknologi informasi namu Salman tidak menganggap haram usaha lain. Ia juga punya usaha cetak foto serta usaha video shutting di tahun 2007 dan 2008 yang hanya di kelola hingga kini dan juga pada yahun 2005-2006 ia usaha kantin dan usaha salon di asrama UI tahun 2007, bagi Salman bisnis itu ibarat petualangan di laut lepas mencari harta karun yang semuanya perlu percobaan yang gagal atau tidak dilanjutkan menurut Salman adalah hal biasa namun ia telah menemukan bisnis berbasis teknoligi informasi dalam hal ini warnet,website dan pelatihan teknologi informasi.

   Keyakinanya akan bisnisnya ini semakin kuat ketika Salman mengikuti lomba wira usaha muda mandiri tahun 2007, meraih juara ke dua katagori mahasiswa program diploma dan sarjana tingkat Nasional, pada tahun 2008 Salman meraih gelar menjadi Best Entrepreneur fakultas Ilmu Komputer UI, perjalanan Salman masih paanjang dengan visi jelas dan misi yang tegas kreativitas, kemauan, dan kemnampuan dan kita harapkan bisa mewujudkan mimpinya untuk menyumbangkan manfaat bagi orang banyak.


Pendapat Saya Tentang Artikel di Atas


   Setelah membaca artikel di atas dapat saya ambil kesimpulan bahwa modal dalam membuka usaha tidak hanya menjurus pada modal materi saja melainkan kemauan , kreativitas , inisiatif , ilmu dalam berwirausaha dan tentu saja berani menerima resiko apapun hingga beresiko bangkrut pada usahanya.

   Karena pada dasarnya dalam membuka usaha itu tidak hanya asal-asalan dalam membuka usaha melainkan perencanaan yang matang hingga hasil dari berwirausaha tersebut sesuai dengan yang kita harapkan.
   Seperti hal nya yang di alami oleh pengusaha warnet salman aziz alsyafdi yang dalam menjalankan usahanya mulai dari berjualan foto kopian buku , hingga mencoba berjualan computer rakitannya sendiri dan pada akhirnya membuka usaha warung internet (warnet).

   Setiap usaha yang di jalankan beliau pun tentu saja tidak selalu berjalan mulus , banyak kendala dan rintangan yang menimpa usaha nya mulai dari persaingan antar pengusaha sampai pernah warnet beliau di datangi oleh sedikitnya 10 orang preman untuk mengobrak-abrik warnet nya tersebut , tetapi hal tersebut tidak di tanggap serius oleh nya.

   Inti dari kesimpulan di atas adalah bahwa pada setiap membuka usaha tidak langsung pada hasil yang kita inginkan , namun harus melalui tahap nol hingga mencapai kesuksesan .


Sumber   : 
                  Klik disini
                  Klik disini


gunadarma university

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda