Usaha Bermodalkan Kemauan Keras
TUGAS 1 ( KEWIRAUSAHAAN )
Modal utama berusaha adalah kemauan dan kreativitas bukan semata-mata uang. Salman Alsyafdi telah membuktikan dengan merintis bisnisnya tanpa modal uang yang dilakukan dengan cara jual beli.
Modal utama berusaha adalah kemauan dan kreativitas bukan semata-mata uang. Salman Alsyafdi telah membuktikan dengan merintis bisnisnya tanpa modal uang yang dilakukan dengan cara jual beli.
Kisah Salman , pada tahun 2003, sebagai siswa SMU insan cendekia
sekolah berasrama di serpong, Salaman berserta kawan-kawan serig merasa
bosan dengan makanan menu yang di sediakan asrama, untuk mencoba makanan
lain tidak bisa karena tidak ada kantin yang menjual jajanan, yang
akhirnya Salaman timbul naluri untuk berbisnis, bersama temannya
Salman menawarkan siapa yang butuh makanan sehingga Salman bersama
temannya naik sepeda untuk mencari nasi goring lalu di jual kepada
temannya yang sudah memesannya.
Bukti usaha tidak membutuhkan modal karena membeli makanan tersebut
salaman menggunakan uang temannya yang memesan sebelumnya.
Salman
terobsesi dengan berwirausaha lantaran ia masih duduk di bangku SMU,
bapaknya memberikan sebuah buku yang berjudul “Rich Dad Poor Dad” karya
fenomenal Robert T.Kiyosaki, ia mengaku menemukan pilihan hidup karena
terinspirasi buku tersebut untuk menjadi pengusaha.
Sebagai manusia Salaman tidak ingin mengikuti arus yang di tetapkan oleh
sejumlah orang, namun ia ingin menciptakan arus itu sendiri, setelah
lulus SMU Salaman diterima di fakultas Ilmu Komputer UI salaman melihat
buku teks kuliah yang begitu besar dan tebal, dengan jumlah mahasiswa
yang mencapai ratusan, sehingga muncul untuk berbisnis fotocopyan kepada
teman-temannya. Sehingga yang memesan fotocopyan kepada salaman cukup
banyak, uang muka dari pesanan tersebut oleh salman di pergunakan untuk
membeli buku aslinya, pembayaran kepada tukang fotocopy Salman dengan
cara mencicil dengan pelunasan salman mendapat bayaran dari teman-teman
yang memesan. Dengan hal lain Salman mulai memikirkan trobosan untuk
usaha di bidang computer guna membantu mereka yang menyelesaikan
tugas-tugas, tetapi waktu itu awal tahun 2004 belum ada computer yang di
jual murah, yang ada hanya computer rakitan itu pun di beli di glodok
dengan harga tunai sehingga memberatkan banyak mahasiswa.
Dengan
situasi seperti ini peluang besar bagi Salman, pada semester dua ia
mulai menjual computer rakitan, ia menempelkan promosi berupa fotocopy
dan di pasang di berbagai tempat untuk menawarkan computer dengan harga
murah, hamper setiap minggu Salaman berkeliling toko di glodok untuk
mencari computer yang harganya lebih murah dengan kualitas lumayan.
Apabila teman-teman Salman memesan Salaman menghubungi toko yang
merakit komputer tersebut dan di belinya, melihat kesuksesan hal ini
Salaman mulai terinspirasi untuk melengkapi kebutuhan internet yang
sangat tinggi di kalangan mahasiswa, ia pun berfikir untuk berusaha
untuk usaha warnet , untuk usaha ini Salaman sangat memerlukan modal
yang modal tersebut mencapai 38juta, karena modal tersebut terasa berat
maka ia berfikiran untuk bermitra dengan teman yang masing-masing
mengeluarkan modal 19juta, namaun Salaman merasa berat karena hanya
memiliki modal 9juta sehingga untuk memenuhi modal tersebut terpaksa
Salaman harus meminta bantuan orang tuanya sebesar 10juta untuk
kelancaran warnet usahanya yang di beri nama “warnet gue”, dengan hal
ini Salman mendapatkan efek ganda ia mendapatkan uang untuk modal dan ia
juga menempatkan diri ke dalam satu kondisi yang membutuhkan motivasi
untuk usaha habis-habisan dengan kata lain, apabila saya gagal saya akan
kelaparan, maka saya tidak boleh gagal dan sebagai langganan setia
warnetnya adalah mahasiswa yang tinggal di asrama tersebut dan untuk
memantapkan usahanya Salaman menempelkan poster di halted an
fakultas-fakultas.
Sukses dengan warnet di asrama UI Salman mulai mencoba melebarkan sayap
untuk keluar UI, pada tahun 2006 “warnet gue” membuka gerai ke dua di
wilayah Universitas Pancasila hal ini tidak di sukai oleh teman
pesaingnya disekitar, karena Salaman menjual service printing seharga
300 rupiah sementara mereka menjual 400 rupiah perlembar sehingga Salman
dip rotes oleh pesaingnya, namun Salman tetap pada pendiriannya tetap
menjual 300 rupiah perlembar, penolakan Salman untuk menaikan harga
berbuntut panjanng dengan pada suatu malam warnet Salman di datangin 10
preman yang bercelurit kebetulan Salman tidak di tempat begitu mendengar
hal tersebut Salman bergegas ke warnetnya namu para preman sudah pergi,
Salman hanya dapat melaporkan kejadian tersebut kepada ketua RT,
keesokan paginya semua pengusaha warnet berikut Salman di kumpulkan
ketua RT yang akhirnya Salman sepakat untuk menyesuaikan menjadi 400
perlembar, sehingga salman percaya orang saling membunuh hanya karena
100 rupiah.
Warnet cabang kedua ini tidak bejalan lancar dengan dua kali gerai ini
mengalami percobaan perampokan sampai penjaga warnet berjaga dengan
sebilah samurai untuk berjaga-jaga dengan peristiwa ini akhirnya salman
menutup warnetnya. Tetapi peristiwa di pancasila tidak membuatnya jera
pada tahu 2008 warnet gue membuka cabang keempat di bukit indah ciputat
pada tahum 2009 yang semuanya di wilayah tangerang banten. Pengembangan
usaha Salman akan tetap focus di sector pemberdayaan teknologi
informasi, selain mengembangkan cabang warnet sejak tahun 2007 ia juga
membuka website dan tahun 2008 juga membuka usaha penjualan dan service
computer, dalam waktu dekat ingin membuat pelatihan Ilmu Teknologi
Informasi.
Meski telah
memfokuskan bisnisnya di bidang teknologi informasi namu Salman tidak
menganggap haram usaha lain. Ia juga punya usaha cetak foto serta usaha
video shutting di tahun 2007 dan 2008 yang hanya di kelola hingga kini
dan juga pada yahun 2005-2006 ia usaha kantin dan usaha salon di asrama
UI tahun 2007, bagi Salman bisnis itu ibarat petualangan di laut lepas
mencari harta karun yang semuanya perlu percobaan yang gagal atau tidak
dilanjutkan menurut Salman adalah hal biasa namun ia telah menemukan
bisnis berbasis teknoligi informasi dalam hal ini warnet,website dan
pelatihan teknologi informasi.
Keyakinanya akan bisnisnya ini semakin kuat ketika Salman mengikuti
lomba wira usaha muda mandiri tahun 2007, meraih juara ke dua katagori
mahasiswa program diploma dan sarjana tingkat Nasional, pada tahun 2008
Salman meraih gelar menjadi Best Entrepreneur fakultas Ilmu Komputer UI,
perjalanan Salman masih paanjang dengan visi jelas dan misi yang tegas
kreativitas, kemauan, dan kemnampuan dan kita harapkan bisa mewujudkan
mimpinya untuk menyumbangkan manfaat bagi orang banyak.
Pendapat Saya Tentang Artikel di Atas
Setelah membaca artikel di atas dapat saya ambil kesimpulan bahwa modal
dalam membuka usaha tidak hanya menjurus pada modal materi saja
melainkan kemauan , kreativitas , inisiatif , ilmu dalam berwirausaha
dan tentu saja berani menerima resiko apapun hingga beresiko bangkrut
pada usahanya.
Karena pada dasarnya dalam membuka usaha itu tidak hanya asal-asalan
dalam membuka usaha melainkan perencanaan yang matang hingga hasil dari
berwirausaha tersebut sesuai dengan yang kita harapkan.
Seperti hal nya yang di alami oleh pengusaha warnet salman aziz
alsyafdi yang dalam menjalankan usahanya mulai dari berjualan foto
kopian buku , hingga mencoba berjualan computer rakitannya sendiri dan
pada akhirnya membuka usaha warung internet (warnet).
Setiap usaha yang di jalankan beliau pun tentu saja tidak selalu
berjalan mulus , banyak kendala dan rintangan yang menimpa usaha nya
mulai dari persaingan antar pengusaha sampai pernah warnet beliau di
datangi oleh sedikitnya 10 orang preman untuk mengobrak-abrik warnet nya
tersebut , tetapi hal tersebut tidak di tanggap serius oleh nya.
Inti dari kesimpulan di atas adalah bahwa pada setiap membuka usaha
tidak langsung pada hasil yang kita inginkan , namun harus melalui tahap
nol hingga mencapai kesuksesan .
Sumber :
Klik disini
Klik disini
gunadarma university
Sumber :
Klik disini
Klik disini
gunadarma university